Jumat, 19 Desember 2014

MADU VS DIABETES: MADU ASLI MURNI DAPAT MENYEMBUHKAN PENYAKIT DIABETES DAN AMAN DIKONSUMSI

Madu dan diabetes sampai saat ini masih menjadi kontroversi yang hangat. Banyak penderita diabetes yang beranggapan bahwa madu dapat menaikkan kadar gula darah karena rasanya yang manis. Madu memang sudah dikenal sejak lama sebagai obat alami karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit sehingga konsumsi madu dapat bermanfaat bagi tubuh. Namun, apakah kandungan gula di dalam madu dapat meningkatkan gula darah bagi penderita diabetes? Ternyata tidak, kandungan gula murni dalam madu tidak akan meningkatkan kadar gula darah. Madu murni merupakan jenis madu yang gulanya berasal dari madu itu tanpa ada tambahan lainnya. Rasa manis madu tidak berasal dari gula. Berbeda  halnya dengan madu buatan yang rasanya ditambahkan dengan gula. Madu buatan inilah yang seharusnya tidak boleh untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes dan berpotensi untuk menaikkan kadar gula darah. Hal inilah yang biasanya menimbulkan kesalahpahaman sehingga orang-orang beranggapan bahwa madu tidak dianjurkan untuk penderita diabetes.
Fakta berdasar penelitian :
1. Madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya,
2. Madu asli menurunkan kolesterol total, trigliserida (kolesterohl jahat) dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik),
3. Madu lebih baik metabolismenya dan dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa,
4. Madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes (Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004).
5. Peneliti juga membuktikan efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus lebih cepat dalam menurunkan kadar gula darah
6. Bahkan propolis memberi efek yang baik pada pasien diabetes dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut.
Jadi, menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan. Akan tetapi, perlu benar-benar diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes.

Khasiat Madu Bagi Penderita Diabetes

Penderita diabetes memang tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi gula dalam jumlah yang banyak sehingga tidak jarang penderita diabetes yang menggunakan gula diet yang banyak terdapat di toko obat dan pusat perbelanjaan. Walaupun demikian, banyak juga penderiata diabetes yang menggunakan madu sebagau pengganti gula untuk makanan dan minuman karena sudah mengetahui manfaat madu untuk penderita diabetes. Madu murni dapat merangsang tubuh untuk memproduksi hormon insulin secara alami karena adanya kandungan fruktosa di dalamnya. Penderita diabetes memerlukan asupan insulin dari luar agar dapat mengubah glukosan menjadi energi. Bila mengkonsumsi gula dalam kadar tertentu, dikhawatirkan bisa membuat kadar gula darah menjadi naik. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi madu sesuai dengan anjuran dokter dan pilihlah madu yang murni bukan madu yang ditambah dengan air atau gula yang bisa mengurangi manfaat madu yang sebenarnya. Madu dan diabetes memang memiliki hubungan yang erat karena madu bisa menggantikan gula buatan untuk dikonsumsi penderita diabetes.

Mengapa Madu Dapat Menstabilkan Gula Darah

Karena banyaknya manfaat yang diberikan oleh madu untuk tubuh, tentu Anda harus mengetahui lebih lanjut tentang hubungan antara madu dan diabetes. Madu sebenarnya mengandung banyak peptida dan penghasil karbohidrat sama seperti roti, pasta, nasi, dan mie. Namun, karbohidrat di dalam madu berbeda dari karbohidrat dalam makanan-makanan tersebut tetapi berupa karbohidrat kompleks sehingga kandungan tersebut menyebabkan madu memiliki indeks glikemik yang rendah.  Perlu diketahui bahwa indeks glikemi berhubungan dengan peningkatan gula darah.  Karena indeks glikemik yang redah, madu melewati proses pencernaan cukup kama sebelumnya diubah menjadi gula darah. Oleh sebab itulah madu tidak akan menyebabkan peningkatan gula darah. Berdasarkan anjuran dokter, madu hanya dikonsumsi hanya sebatas untuk pelengkap atau tambahan ketika memasak.

Penderita diabetes umumnya mempunyai masalah dalam produksi insulin yang digunakan untuk memecah zat gula (terutama sukrosa yaitu jenis gula disakarida) yang masuk kedalam tubuh agar bisa diserap oleh tubuh.

Dalam hal Madu, rasa manis yang dihasilkan oleh Madu adalah dari jenis gula yang berbeda (terutama fruktosa yaitu jenis gula monosakarida) yang langsung dapat diserap oleh tubuh tanpa membutuhkan enzym. Jadi Madu adalah pemanis alami yang aman bagi penderita diabetis. Bahkan sudah terbukti secara ilmiah bahwa Madu juga sangat efektif untuk pengobatan luka yang timbul karena penyakit diabetis ini. Salah satu yang telah membuktikan keamanan Madu untuk penderita diabetis ini adalah Dr. Jamal Burhan dari Universitas Iskandariyah Mesir.

Pemahaman awam bahwa diabetes disebabkan oleh gula dan oleh karenanya orang yang sakit diabetes harus menghindari yang manis-manis, ternyata tidak sepenuhnya benar. Ternyata tidak seluruh rasa manis dapat menyebabkan diabetes. Rasa manis dari madu ternyata aman bahkan bagi penderita diabetes.

Lebih jauh lagi, madu ternyata juga sangat efektif untuk mengobati luka akibat sakit diabetes yang sudah parah dan ketika seluruh jenis obat sudah tidak mempan lagi.

Meskipun mengandung banyak zat gula,madu berkhasiat mengobati gejala penyakit gula dan komplikasinya.
Sesungguhnya, mengonsumsi zat-zat kimia selain gula berguna untuk membersihkan makanan dan minuman bagi para pasien diabetes, seperti zat sokrol yang rasanya enak. Akan tetapi, zat tersebut memiliki efek samping bagi tubuh. Oleh sebab itu, banyak para ilmuwan berusaha meneliti zat lain selain sokrol dan gula putih (gula tebu).
Banyak para ilmuwan menyebutkan bahwa para pasien diabetes jika mengonsumsi madu akan mengalami perubahan di dalam hati menjadi gula hewan/gula otot (glikogen). Setelah itu, biasanya tubuh akan mendapatkan manfaat secara alami. Terdapat perbedaan besar antara gula hewan/gula otot dengan gula anggur (glukosa). Disebutkan bahwa gula buah (sukrosa) membentuk sebagian besar madu (45%).
Pada tahun 1953, para ilmuwan Jerman: Karneim dan kawan-kawannya menyatakanbahwa 50% gula buah (sukrosa) di dalam tubuh akan berubah menjadi zat glikogen yang bermanfaat bagi pasien diabetes. Kenyataan ini sampai kepada para ilmuwan Eropa, seperti Hatsnison, Amoes, dan Toebys. Mereka menyebutkan bahwa madu obat adalah bahan pembersih makanan dan minuman terbaik. Pemberian madu kepada pasien diabetes sebanyak 20 gram saat berbuka puasa, 20 gram setelah waktu zhuhur, tanpa perubahan apa pun pada pengobatan harian mereka, tidak akan meningkatkan kadar gula darah. Madu yang digunakan harus alami, bukan sebaliknya.
Madu terbaik bagi penderita diabetes adalah madu musim panas karena lebah pada saat itu mengonsumsi manisan bunga tanpa gula putih. Adapun lebah musim dingin,mengonsumsi gula putih karena minimnya bunga pada musim dingin. Dua tokoh ilmuwan,Strews dan Ruzenfeld, menyatakan bahwa gula yang berbeda akan menghasilkan hasil yang beragam. Mengonsumsi gula buah yang sesuai dengan tubuh pasien, lebih baikdibandingkan gula anggur (glukosa) dan gula putih (gula tebu). Hal itu disebutkan pada buku Traete Biologie de L’adeille di tahun 1968.
Pada tahun 1971, di Negara Kakuta, wilayah Wisconsin, Amerika, tersebar kisah insinyur Amerika penderita diabetes. Setiap pengobatannya selalu mengalami kegagalan karena komplikasi penyakit. Para tetangga menasihatinya untuk mengonsumsi madu sebagai zat pembersih makanan dan minumannya. Dia disarankan untuk menghindari gula putih. Dia menyerahkan urusannya kepada para dokter. Akan tetapi, mereka menolaknya dan mengatakan bahwa madu akan menambah buruk keadaannya. Meskipun dicegah, dia tetap mengonsumsi madu sebagai bagian dari makanan dan minumannya. Dia mengatakan bahwa setelah mengonsumsi madu sebagai bahan pembersih makanan dan minumannya disertai penjagaan (controling), kadar gula di dalam darahnya menurun drastis dan keadaannya juga semakin membaik.
Ketika hal itu dipublikasikan, dua orang berkebangsaan Amerika (suami istri) yangmenderita diabetes beralih mengonsumsi banyak madu dan buah. Pada akhirnya, sepasang suami-istri tersebut sembuh dari penyakit diabetes. Dengan demikian, jelaslahbahwa mengonsumsi madu dan banyak buah sangat bermanfaat bagi penderita diabetes.
Dengan judul Rihlatun Ilallahi wa Rasulihi (Rihlah menuju Allah Swt. Dan Rasul-Nya) pada majalah Hadharatul Islam (Peradaban Islam), jilid lima, edisi tiga, Dr. Musthafa Siba’i menyebutkan pengalaman pribadinya ketika sembuh dari penyakit diabetes dengan menggunakan madu. Tidak hanya itu, dia menjaga makanan dengan memakan buah segar. Nyatalah sudah kebenaran hadits Rasulullah saw. yang mulia berikut ini.
“Hendaklah kalian menggunakan dua penyembuh ini, AI Qur’an dan madu.”
Berikut ini firman Allah Swt.
‘… di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia….’ (QS An Nahl, 16: 69)
Beliau mengatakan bahwa setelah lima bulan sejak mulai menggunakan aturan ini dalam pengobatan, kadar gula pada saluran kantong kemih menghilang dengan sempurna. Kadar gula darahnya berkurang drastis hingga mendekati batas alami.
Tokoh pertama yang menyatakan manfaat madu adalah Defedoerf dari Rusia pada tahun1915 M. Dia menyebutkan bahwa gula madu lebih utama dibandingkan dengan gulalainnya sebagai makanan para penderita diabetes. Gula madu mencegah zat asam padadarah. Para ilmuwan Rusia menemukan zat pada madu yang melakukan aktivitas insulindan bekerja menyembuhkan kadar gula.
Seorang ilmuwan Universitas Otawa, Kanada, menetapkan bahwa zat ini merupakan salah satu zat alkohol yang terdapat di dalam madu. Akan tetapi, mereka tidak mengenalnya lebih jauh. Di dalam madu, tersusun zat yang memotivasi aktivitas sel penghasil insulin. Insulin sendiri, secara alami dihasilkan di pankreas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar